Tingginya kasus TBC (Tuberkolusis) menginspirasi tim Program Kreatifitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) Prodi Fisika Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) untuk mendesain satu unit alat monitoring batuk penderita TBC.
Ya memang menarik, itulah yang disampaikan Ketua Tim PKM-KC Prodi Fisika UMLA, Masria Musfiana disapa Masria yang dibantu anggota Latifatun Nur Aini, Vanis Aisyatul Ayu Sugiarti, dan Dalila Febriyanti. Mereka di bawah pendampingan Dosen Pembimbing Aris Widodo, M.Si. Tim ini megangkat judul Alat Monitoring Tingkat Keparahan Batuk Pada Pasien TBC.
Alat monitoring batuk pasien TBC.
Terkait judul penjelasan secara umum, kata Masria, tim PKM-KC ini membuat alat monitoring untuk pasien TBC yang nantinya akan diuji coba di Rumah Sakit Muhammadiyah Tuban. Melalui alat ini diharapkan bisa mengurangi tingkat penularan dari pasien TBC kepada nakes.
Sebab melalui alat ini nakes dapat memonitoring dari jarak jauh tanpa harus bertatap muka dengan pasien secara langsung. Alat tersebut seperti CCTV yang ditempatkan di salah satu ruang rumah sakit kedap suara khusus pasien TBC. Alat ini mempunyai sensor suara yang peka terhadap batuk pasien.
Tim PKM Prodi Fisika UMLA ketika mendesain alat monitoring batuk.
Hasil dari sensor alat ini mengirimkan data rekap pasien TBC melalui web para nakesnya. Sehingga dapat dimonitoring dari jarak jauh. Menariknya alat ini berbasis IOT (Internet of Things). Ide karya alat ini berasal dari angan-angan bagaimana bis amengurangi angka pasien TBC di rumah sakit.
Nah salah satu sebab tingginya pasien TBC dikarenakan kurangnya monitoring dari tenaga medis serta pasien yang tidak selalu control ke rumah sakit sehingga semakin menambah jumlah kematian pasien TBC.
Melalaui alat ini, tandas Masria, diharapkan dapat mencapai tiga target kebaikan. Pertama mengurangi angka kematian pasien TBC, mencegah nakes tertular pasien TBC, serta memudahkan nakes memonitoring pasien dari jarak jauh. Sehingga nakes langsung memberikan tindakan kepada pasien ketika batuk pasien TBC mengalami peningkatan. (rilis: humas umla