UMLA NEWS - Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) terus menunjukkan komitmennya dalam membangun sumber daya manusia yang unggul, berkarakter, dan berdaya saing global. Hal ini diwujudkan melalui kegiatan Capacity Building dengan tema “Semangat Kebersamaan untuk Mewujudkan UMLA Unggul” yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Zam Zam, Kota Batu pada tanggal 25-26 Oktober 2025.
Kegiatan yang diikuti oleh seluruh dosen dan tenaga kependidikan UMLA ini menghadirkan narasumber nasional dari Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Tobroni, M.Si, yang juga merupakan Ketua Majelis Guru Besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dalam paparannya, Prof. Tobroni menyampaikan materi bertajuk “Penguatan Kapasitas SDM Unggul: Menuju Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) Unggul Merujuk pada Standar BAN-PT.”
Dalam paparannya, Prof. Tobroni menegaskan bahwa status unggul bukan sekadar simbol akreditasi, melainkan cerminan dari substansi mutu dan budaya akademik yang kokoh.
“PTMA unggul bukan hanya tentang peringkat akreditasi, tetapi bagaimana institusi ini menghadirkan mutu akademik, tata kelola yang baik, dan SDM yang berintegritas,” ujarnya.
Beliau menguraikan bahwa untuk menjadi perguruan tinggi unggul, terdapat tahapan perkembangan institusi yang perlu dilalui dengan konsistensi dan inovasi berkelanjutan, mulai dari peningkatan kompetensi SDM, tata kelola yang efektif, hingga optimalisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dalam konteks peningkatan kapasitas SDM, Prof. Tobroni menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) dalam setiap aspek pengelolaan perguruan tinggi.
Menurutnya, SDM unggul adalah mereka yang tidak hanya profesional, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan transformatif, mampu menginspirasi, serta menjadikan pekerjaan sebagai bentuk ibadah.
Beberapa poin penting dari strategi penguatan SDM yang disampaikan antara lain:
1. Peningkatan kompetensi dosen dan tendik melalui studi lanjut, pelatihan, dan community of practice.
2. Pengembangan kepemimpinan dan tata kelola handal melalui leadership training serta digitalisasi administrasi.
3. Internalisasi nilai AIK melalui kajian, kegiatan, dan artefak budaya kampus.
4. Mendorong budaya riset dan inovasi sebagai bagian dari penguatan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah
Prof. Tobroni juga menyoroti indikator kinerja utama (IKU) baik bagi individu maupun institusi sebagai ukuran keberhasilan penguatan kapasitas.
Untuk individu, IKU mencakup publikasi ilmiah, karya inovatif, kepuasan mahasiswa, hingga kemampuan menjadi academic leader.
Sementara untuk institusi, IKU meliputi peningkatan peringkat akreditasi, pertumbuhan jumlah mahasiswa, inovasi, dan ekspansi program unggulan.
“Kampus unggul tidak lahir dari fasilitas yang megah, tetapi dari SDM yang memiliki etos kerja tinggi, semangat belajar tanpa henti, dan integritas moral yang kuat,” pesan Prof. Tobroni.
Rektor UMLA dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen seluruh sivitas akademika dalam memperkuat semangat kebersamaan menuju UMLA yang unggul dan berdaya saing.
“Kita ingin membangun UMLA bukan hanya maju secara akademik, tetapi juga berjiwa Islami, berintegritas, dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan capacity building ini diakhiri dengan refleksi bersama dan komitmen untuk mengimplementasikan nilai-nilai unggul yang diperoleh dalam budaya kerja sehari-hari di lingkungan UMLA.
Dengan semangat kebersamaan dan nilai Islam Berkemajuan, UMLA siap melangkah menuju kampus unggul — unggul dalam mutu, unggul dalam moral, dan unggul dalam kontribusi bagi umat dan bangsa.
Penulis
Humas UMLA