Contact us on (0322) 322356

Detail

Dosen UMLA Ungkap 7 Sebab Beda Perang Badar-Uhud

Example blog post alt

Ilustrasi disampaikan ustadz Abdul Majid dalam materi kultum masjid Ki Bagus Hadikusumo Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) terkait kemenagan perang badar serta kekalahan  perang uhud.  

Apa ilustrasinya? Ustadz Abdul Majid menyebutkan  ibaratnya tanding antara Persela melawan Barcelona. Persela pemainnya seratus persen Islam dan Barcelona banyak non Islam. “Jelas Persela akan kalah, karena strateginya masih kalah dengan Barcelona dan usahanya kurang,”jelasnya.

 

Menurut ustadz Majid faktor kemenangan pasukan muslim dalam perang badar dan kalahnya dalam perang uhud, disampaikan dosen Prodi S1 Manajemen ini.

Ustadz Abdul Majid menjelaskan, hasil riset Islam pada tahun 2008 yang ditulis oleh Nyanyu Soraya, program pasca sarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang yang menganalisi faktor kemenangan pasukan muslim dalam perang badar dan kekalahan dalam perang uhud.

 Tujuan dari penelitian itu, kata Abdul Majid, untuk menjelaskan apa yang melatar belakangi terjadinya peristiwa perang Badar dan perang Uhud dan mengetahui faktor-faktor  yang menyebabkan kemenangan pasukan muslim dalam perang Badar dan kekalahannya dalam perang Uhud.

Kemudian, ustadz Majid menjelaskan tujuh faktor yang menyebabkan pasukan muslimin mendapatkan kemenangan dalam perang Badar. Pertama, keteguhan hati para sahabat atas nama Allah, dalam menjalankan peperangan. Dengan keteguhan hati merupakan sebuah bukti kuat yang menunjukkan kesempurnaan

iman seseorang.

Kedua, adanya kekuatan Dzikir (dzikir kepada Allah), dalam menjalankan peperangan mereka senantiasa berdzikir kepada Allah sehingga mereka mendapatkan ketenangan jiwa dan keteguhan hati. Ketiga, taat kepada Allah dan Rasul-Nya, kaum muslimin sangat taat pada Allah dan Rasul-Nya sehingga mereka mendapatkan kemudahan dan membuahkan kemenangan.

Berikutnya kata ustadz Majid, keempat tidak berbantah-bantahan dalam melaksanakan peperangan, dalam peperangan mereka tidak saling berbantah-bantahan dan senantiasa bermusyawarah serta taat dengan kesepakatan yang mereka buat di bawah pimpinan Rasulullah. Kelima, sabar dalam menghadapi pertempuran, mereka berjuang dalam peperangan dengan penuh kesabaran sehingga penderitaan seberat apapun mereka hadapi dengan tenang.

 

Keenam, tandas ustadz Majid ikhlas dalam perjuangan, mereka melaksanakan perang dengan penuh keikhlasan, dengan dasar tersebut jiwa mereka terdorong dengan hal yang positif. Ketujuh, adanya pertolongan Allah yang datang pada saat perang berkecamuk, dan itulah inti dari kemenangan kaum muslimin.

Kemudian faktor menyebabkan pasukan muslimin kalah dalam perang Uhud adalah, pertama, serakah terhadap harta, adanya sifat tamak kaum muslimin terhadap harta. Ketika mereka melihat harta rampasan yang ditinggalkan oleh pasukan Quraisy, sebagian kaum muslimin tergiur untuk memperoleh harta tersebut, akibat kelalaian itu, pasukan muslim menjadi kehilangan pijakan sekaligus kehilangan motivasi untuk melawan musuh untuk membela agama Islam.

Kedua, tidak disiplin pada komando perang, Nabi sebelumnya telah memerintahkan pasukan pemanah agar tidak meninggalkan pos pertahanan, namun kenyataannya mereka melanggar instruksi tersebut. Dan ketiga, adanya Infiltrasi (penyusupan) , dengan masuknya para penyusup yang bermuka dua serta terjadinya perbedaan pendapat dalam menentukan keputusan sehingga kaum muslimin menjadi terpecah belah.

Tindakan tersebut dipimpin oleh Abdullah bin Ubay, akibatnya konsentrasi pasukan dalam menghadapi musuh menjadi pecah.   “Secara umum kemenangan itu tercapai apabila kaum muslimin taat pada Allah dan Rasul-Nya serta taat pada pimpinan, jika umat Islam ingin memperoleh kemenangan dalam perjuangan, maka kaum muslimin harus memiliki strategi  seperti yang telah diterapkan oleh Rasulullah saw,” tandas pengusaha mamin ini.

Perlu diingat, tandas ustadz Majid konsep persatuan atas dasar ketaatan kepada pemimpin akan menguatkan posisi umat Islam seutuhnya. Untuk kebaikan umat Islam secara keseluruhan kaum muslim perlu berpegang pada satu pemimpin dan mentaatinya.

Oleh karena itu, ustadz Majid berpesan, walaupun sudah Islam. Maka harus tetap belajar terus harus seperti saat umat Islam saat perang badar. (rilis: alfain jalaluddin ramadlan